Skip to main content
x
TBS Bengkulu Tengah dilaporkan belum memenuhi kewajiban memiliki kebun inti sebanyak 20 persen dari total hasil pengelolaan, Rabu 22/01/2025 (Foto:Hanny)/Indonesiaraja.com

Tiga Perusahaan Kelapa Sawit di Bengkulu Tengah Belum Penuhi Kewajiban Kebun Inti

Indonesiaraja.com,Bengkulu Tengah- Sebanyak tiga perusahaan pengolah Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, yakni PT. CSL, PT. Agra Sawitindo, dan PT. PMS, dilaporkan belum memenuhi kewajiban memiliki kebun inti sebanyak 20 persen dari total hasil pengelolaan. Ketentuan ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku dan mendukung tata kelola sektor kelapa sawit yang lebih baik.  

Plt. Kepala Dinas Pertanian Bengkulu Tengah, Helmi Yuliandri, S.P., M.T., mengungkapkan bahwa ketiga perusahaan tersebut telah menyepakati untuk memenuhi kewajiban tersebut, meskipun meminta waktu tambahan untuk merealisasikannya.  

"Pemenuhan kebun inti sudah disepakati. PT. CSL, PT. Agra, dan PT. PMS telah menerima kebijakan ini. Kami akan terus memantau progresnya agar kewajiban ini tidak diabaikan," ujar Helmi, Rabu (22/01/2025).  

Dinas Pertanian akan melakukan evaluasi progres secara berkala setiap empat bulan untuk memastikan perusahaan serius memenuhi kewajiban tersebut. Helmi menambahkan, laporan pertama telah dikirim pada 12 November 2024, dan pihaknya akan menunggu laporan lanjutan hingga 12 Maret 2025.  

"Kami ingin memastikan bahwa progres yang dilakukan sesuai rencana. Pemantauan ini penting untuk menjamin keberlanjutan operasional perusahaan dan pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab," tambahnya.  

 Helmi juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawasi pelaksanaan kebijakan ini. Ia berharap ketiga perusahaan dapat segera memenuhi kewajiban tersebut sesuai tenggat waktu yang telah disepakati.  

Langkah ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah untuk mendorong pengelolaan kelapa sawit yang lebih berkelanjutan, sekaligus memastikan keberadaan perusahaan memberikan manfaat maksimal bagi daerah.

 

Reporter : Hanny Try

Editor : Sherly Mevitasari